![]() |
Gadis Hijab Dipaksa |
Di dalamnya, hanya ada dua orang.
Reza, yang duduk di belakang kemudi, masih melirik ke arah penumpangnya: Nadira, perempuan berhijab hitam yang duduk di kursi sebelahnya—tenang, kalem, tapi entah kenapa selalu membuat udara terasa lebih padat dari biasanya.
Hijab hitam yang ia kenakan membingkai wajah ovalnya dengan sempurna. Tidak ada makeup mencolok, hanya bulu mata lentik alami dan aroma parfum yang samar namun manis. Wangi yang memenuhi kabin dengan lembut.
"Terima kasih udah anterin," katanya, pelan.
"Sama-sama... tapi kayaknya kamu belum mau turun." Reza menatapnya, tidak sepenuhnya bercanda.
Nadira tersenyum. "Enggak. Lagi menikmati suasananya aja."
Dia bersandar pelan ke kursi, menghadap jendela yang penuh embun. Lampu interior mobil menciptakan bayangan samar di pipinya. Reza memperhatikannya, lama. Nadira menyadarinya, tapi tidak menghindar.
"Aku selalu penasaran," ucap Reza akhirnya, suaranya dalam.
"Nanya aja, jangan simpan," balas Nadira, masih menatap jendela.
"Kenapa kamu selalu bikin aku ngerasa… deg-degan, tapi tenang di saat yang sama?"
Nadira tertawa pelan. Bukan tawa lebar, hanya seulas senyum dengan suara lembut yang seperti bisikan.
"Mungkin karena kamu belum terbiasa sama perempuan yang nggak main-main… tapi tetap bisa bikin kamu mikir macem-macem."
Suasana di dalam mobil jadi makin senyap. Rintik hujan di kaca, embusan AC yang hangat, dan jarak antara dua manusia yang tidak lebih dari satu lengan.
Reza menatapnya lebih dalam. Nadira membalas tatapan itu perlahan. Tak ada kata, tapi mata mereka bicara. Tentang rasa penasaran, tentang keinginan untuk menyentuh—secara fisik, atau mungkin lebih dari itu: secara hati.
Tangan Reza bergerak pelan, menyentuh ujung lengan Nadira yang tertutup rapi oleh blouse panjangnya. Nadira tidak menolak, hanya memejamkan mata sebentar—seolah menyerap hangatnya momen itu, tanpa tergesa.
"Aku bukan tipe yang gampang dibaca," bisiknya pelan.
"Aku juga bukan tipe yang gampang nyerah," jawab Reza, suaranya nyaris serak.
Mereka tidak berciuman malam itu. Tidak ada pelukan, tidak ada sentuhan yang berlebihan. Tapi panasnya terasa—di dada, di kepala, di dalam mobil yang kecil namun penuh getaran yang belum pernah mereka rasakan sebelumnya.
Kadang, godaan datang dari diam. Dari tatapan. Dari keinginan yang ditahan.
kamu bisa dapatkan video dan cerita panas lainnya, klik di sini dan claim ke admin untuk gratisannya.
kamu bisa dapatkan video dan cerita panas lainnya, klik di sini dan claim ke admin untuk gratisannya.
0 Comments