Sarah merasa ada yang tidak beres saat Ardi, pacarnya, meminta hal yang tidak biasa. Malam itu, Ardi mengirim pesan dengan permintaan yang cukup mengejutkan: "Rekam video panas untuk aku, cuma buat kita berdua. Gak usah khawatir, ini aman."
Awalnya Sarah menolak. Tapi Ardi terus mendesak, dengan alasan bahwa itu adalah sesuatu yang pribadi dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Rasa ragu mulai muncul dalam diri Sarah, tapi dia merasa tertekan. Cinta dan rasa sayangnya pada Ardi mulai mengaburkan pikirannya. Akhirnya, dia setuju, meskipun hatinya berat.
Dia menyalakan kamera. Hanya lampu meja yang menyala, membiaskan bayangan halus di dinding kamar. Gaun tipis menempel lembut di kulitnya, seolah bernapas bersama setiap gerak tubuh.
Ia berdiri perlahan, menatap lensa seakan menantang dirinya sendiri. Jemarinya menyusuri leher, turun ke dada, berhenti sebentar di pinggang. Nafasnya pelan, tapi ada nyala yang tak bisa disembunyikan dari tatapannya—tajam, haus, penuh kendali.
Tak ada kata, tak ada musik. Hanya tubuh yang berbicara—tentang hasrat, tentang rasa milik, tentang keberanian merekam dirinya sendiri, sebagaimana adanya: liar, tenang, dan indah.
Esoknya, saat Sarah duduk di kelas, perasaan cemas menghantui pikirannya. Dia mulai berpikir, apakah keputusan ini benar-benar karena dia ingin melakukannya, atau apakah itu semata-mata untuk menyenangkan Ardi? Semua terasa ambigu, dan hubungan yang seharusnya memberi kenyamanan justru membuatnya merasa terperangkap.
Sarah mulai menyadari bahwa cinta tidak seharusnya memaksa, dan dia ingin berbicara dengan Ardi. Harus ada batasan, harus ada rasa saling menghormati, bukan hanya tekanan semata. Namu karena khilaf semata, ia melakukannya kemarin..
kamu bisa dapatkan video dan cerita panas lainnya, klik di sini dan claim ke admin untuk gratisannya.
0 Comments