Azizah, gadis jilbab lugu yang tetap rapi, duduk di samping Farhan dengan sikap yang terlihat tenang, namun matanya memancarkan sesuatu yang berbeda. Biasanya, dia selalu menjaga sikapnya dengan hati-hati, tetapi kali ini, dia merasa ada sesuatu yang lebih, sesuatu yang membuatnya tidak bisa menahan diri.
Farhan yang sejak awal merasakan perubahan itu, menatapnya sesaat. Tanpa kata, mereka saling bertukar pandang. Wajah Azizah tampak lebih dekat, lebih lembut. Ada semacam getaran di udara, membuat suasana mobil menjadi semakin panas meskipun suhu malam itu sejuk.
"Farhan..." suara Azizah lirih, seperti sebuah bisikan yang hanya bisa didengar oleh Farhan. "Aku ingin kamu tahu, aku tidak seperti yang orang lihat. Ada banyak hal yang tidak aku tunjukkan."
Farhan menoleh, merasakan ketegangan itu. "Apa maksudmu, Azizah?"
Azizah menarik napas dalam-dalam, matanya tidak lepas dari wajah Farhan. Ada keheningan sesaat, lalu dia melanjutkan. "Aku... aku tidak selalu bisa menjaga jarak seperti yang mereka kira. Ada sisi lain dari diriku yang hanya bisa aku tunjukkan saat aku merasa aman, saat aku bersama kamu."
Tatapan mereka semakin dalam, dan udara dalam mobil terasa semakin berat. Farhan bisa merasakan intensitas dalam kata-kata Azizah. Ada sesuatu yang menggetarkan hatinya, membuatnya semakin dekat dengan gadis itu.
Azizah mendekat sedikit, cukup untuk membuat keduanya merasa detak jantung satu sama lain. "Farhan..." ucapnya, suaranya sekarang lebih rendah, penuh arti. "Aku ingin kamu tahu, aku merasa nyaman denganmu. Aku tidak bisa hanya menahan semuanya."
Farhan menatapnya, seakan mencoba membaca perasaannya. Lalu, tanpa sepatah kata pun, tangan mereka saling meraih, jari-jari mereka bertautan dengan lembut. Meskipun ada ketegangan di antara mereka, ada pula kedamaian. Suasana yang panas, tapi penuh perasaan.
0 Comments