Tetangga Main ke rumah, Ujungnya Kok jadi? | Adobet88 🎲


Hujan turun perlahan sore itu, membasahi jalanan kompleks yang biasanya ramai oleh suara anak-anak. Di dalam rumah sederhana yang hangat aromanya oleh kayu manis dan kopi, Lila tengah melipat cucian ketika terdengar ketukan lembut di pintu.

"Maaf ganggu. Listrik rumahku mati, boleh numpang charge HP sebentar?" suara Arga, tetangga barunya yang tinggal di seberang, terdengar dari balik daun pintu.

Lila tersenyum dan mempersilakannya masuk. Ia tahu pria itu, tentu saja. Si duda muda yang akhir-akhir ini kerap terlihat menyiram tanaman tanpa baju di pagi hari. Ada sorot lelah namun lembut di matanya—dan entah kenapa, sore itu, kehadirannya membawa kehangatan lain.

Obrolan mereka mengalir begitu saja. Tentang hujan, tentang kesepian, tentang kenangan yang tak kunjung reda. Lila tertawa saat Arga menceritakan betapa buruknya ia memasak. Arga menatap Lila lama—matanya bicara sesuatu yang tak terucap.

Saat hujan mulai mereda, listrik masih belum kembali. Tirai tipis yang tertiup angin membuat ruang tamu terlihat temaram. Dalam keheningan yang mendalam, Arga meraih tangan Lila—perlahan, hati-hati, seolah meminta izin. Tak ada kata-kata. Hanya tarikan napas yang mulai berat dan jantung yang berdegup serempak.

Ciuman pertama itu lembut dan pelan, seperti gerimis yang menyentuh tanah setelah musim kemarau panjang. Tubuh mereka mendekat, melebur dalam hangat yang sudah terlalu lama terpendam. Tak ada tergesa. Hanya dua jiwa yang sama-sama lelah, akhirnya saling menemukan pelukan yang terasa seperti rumah.

Malam itu, di balik tirai dan suara hujan, mereka membiarkan waktu berhenti. Tak peduli pada dunia luar, mereka tenggelam dalam keintiman yang jujur—bukan sekadar raga, tapi rasa yang akhirnya berani tumbuh.

=============

kamu bisa dapatkan video dan cerita panas lainnya, klik di sini dan claim ke admin untuk gratisannya.

0 Comments