Hujan deras mengguyur malam itu ketika Sofia hampir tertabrak motor hitam yang melaju cepat. Pria di balik kemudi, dengan penampilan sedikit berantakan namun percaya diri, turun dengan cepat untuk memastikan keadaannya.
"Saya minta maaf, hampir menabrakmu," ucapnya, suara rendah namun penuh penyesalan.
Sofia mengangguk, "Tak apa, saya baik-baik saja." Namun, ada ketegangan aneh di antara mereka, sesuatu yang membuatnya merasa lebih dari sekadar pertemuan kebetulan.
Setelah menawarkan tumpangan, pria itu mengantar Sofia ke kafe tempatnya bekerja. Sepanjang perjalanan, percakapan mereka terhenti, tetapi perasaan di antara mereka semakin intens. Ketika tiba, pria itu menatapnya dengan mata yang penuh arti.
"Saya tak bisa membiarkanmu pergi begitu saja," katanya pelan, mendekat, jarak di antara mereka semakin tipis.
Beberapa menit kemudian, motor hitam itu berhenti lagi di depan kost Sofia. Pria itu keluar dan melangkah menuju pintu. Sofia membuka pintu dengan perasaan campur aduk. Hujan yang masih turun membuat malam itu semakin sunyi, seakan hanya ada mereka berdua yang ada di dunia ini.
"Kenapa kamu masih di sini?" tanya Sofia, berusaha menyembunyikan kegugupannya.
"Saya ingin memastikan kamu merasa nyaman," jawab pria itu, suara rendahnya membuat Sofia merinding. "Aku merasa kita punya lebih banyak hal untuk dibicarakan."
Sofia melangkah mundur, memberi jalan padanya untuk masuk. Tanpa berkata apa-apa, pria itu mengikuti langkahnya, masuk ke dalam kost yang sederhana namun nyaman.
Di ruang tamu yang kecil itu, keduanya berdiri sejenak, saling menatap. Ketegangan terasa semakin tebal, seolah mereka berdua tahu apa yang ada di udara, meski tak ada satu pun yang mengatakannya.
"Apa yang kita lakukan sekarang?" tanya Sofia, suara lebih rendah dari biasanya, namun penuh keinginan.
Pria itu menatapnya dalam-dalam, jaraknya kini begitu dekat. "Apa yang ingin kamu lakukan?" jawabnya, suara terdengar lebih penuh makna.
Sofia merasa hatinya berdebar. Ia tahu ini bukanlah langkah biasa, tetapi sesuatu yang lebih mendalam, lebih berani. Ia menatap pria itu, lalu perlahan menarik napas. "Aku ingin tahu lebih banyak tentangmu," katanya, suaranya tenang meski terasa tegang. "Tentang perasaan ini..."
Pria itu tidak menjawab dengan kata-kata. Sebaliknya, ia mendekat, membelai wajah Sofia dengan lembut, seolah memastikan bahwa ini bukanlah kebetulan. Sofia tidak mundur, malah menanggapi dengan tatapan penuh tantangan. Lalu, tanpa kata, bibir mereka bertemu—perlahan, penuh hasrat yang tak terucapkan.
Ciuman itu memecah ketegangan yang telah menumpuk di antara mereka. Ada perasaan yang kuat, mendalam, yang muncul begitu saja. Mereka saling menyelami, seakan mengungkapkan semua yang selama ini terpendam. Setiap sentuhan mengalir begitu alami, meskipun keduanya tahu ini adalah awal dari sesuatu yang tidak bisa lagi dibalikkan.
Sofia merasakan setiap inci tubuhnya terbangun saat pria itu memeluknya lebih erat, menyatukan tubuh mereka dalam sebuah kedekatan yang tak terelakkan. Ada perasaan yang lebih dari sekadar fisik—suatu keterhubungan yang dalam, yang membiarkan mereka merasa lebih hidup dari sebelumnya.
Di dalam kost yang sederhana itu, di tengah malam yang basah oleh hujan, mereka berdua hanya mendengarkan satu sama lain, bernafas dalam harmoni, seperti dua jiwa yang baru saja menemukan satu sama lain.
kamu bisa dapatkan video dan cerita panas lainnya, klik di sini dan claim ke admin untuk gratisannya.
0 Comments